R U M P U T T E K I
Nama lokal : Rumput teki, Tekan, Motta, Rukut Teki Wuta, Bulih manggasa bui, Kareha wai.
Diskripsi tanaman : Tanaman rumput teki ini juga termasuk tanaman yang dapat digunakan sebagaipengobatan herbal. Termasuk tanaman terna, menahun, dengan tinggi antara 10 – 80 cm. Tanaman ini dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga bisa tumbuh ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari. Dilahan pertanian jenis tanaman rumput teki ini merupakan gulma yang sukar diberantas.
Ciri-ciri tanaman herbal rumput teki :
- Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam.
- Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm, lebar daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4. Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari-jari payung 6 – 9, yang terpanjang 3 – 10 cm. Yang terbesar bercabang sekali lagi. Pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung. Anak bulir terkumpul lagi dalam bulir, duduk, berbentuk garis, sangat gepeng, berwarna coklat panjang 1 – 3 cm dengan lebar lebh kurang 2 mm.
- Bunga : Berisi 10 – 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3, kepala sari berwarna kuning cerah, tangkai putik bercabang 3.
- Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, persegi tiga berwarna coklat dengan panjang lebih kurang 5 mm.
Kandungan zat dalam tanaman rumput teki : Walaupun tanaman ini seakan tidak berguna, ternyata dalam rumput teki ini juga mengandung bahan berkhasiat yang dapat digunakan sebagai bahan obat herbal.Adapun zat berkhasiat dalam rumput teki tersebut adalah : Minyak Atsiri, Alkaloida, Glikosida, Flavonoida.
Manfaat dan Penggunaan Tanaman rumput teki : dalam penggunaan sebagai obat herbal, kebanyakan yang dipergunakan adalah bagian umbinya.
- Dalam keadaan masih segar, umbi rumput teki dimemarkan atau ditumbuk kemudian di bubuhkan pada minuman. Dapat untuk mengobati sakit busung lapar dan kencing batu.
- Pengatur haid dan untuk keputihan : Rebus rimpang rumput teki, dan saring kemudian minum air rebusannya.
- Juga bisa sebagai obat penenang karena kandungan zat dalam rumput teki ini bersifat penenang.
- Juga bisa digunakan untuk mempercepat pembekuan darah pada luka baru.
Manfaat Daun Beluntas
Sinonim :
Baccharis indica, Linn.Familia :
Compositae
Baccharis indica, Linn.Familia :
Compositae
Nama Lokal :
Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).
Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC.
Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.
KEGUNAAN :
1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan.
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)
1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan.
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)
PEMAKAIAN: 10 – 15 gr, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Gangguan pencemaan pada anak-anak: daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.
2. TBC kelenjar leher:
- extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi, Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai lunak, Ialu dimakan.
- Laminaria japonica (rumput laut)
3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.
4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.
5. Peluruh keringat, menurunkan panas:
1. Gangguan pencemaan pada anak-anak: daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.
2. TBC kelenjar leher:
- extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi, Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai lunak, Ialu dimakan.
- Laminaria japonica (rumput laut)
3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.
4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.
5. Peluruh keringat, menurunkan panas:
Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum.
BABADOTAN (Ageratum conyzoides) TANAMAN MULTI FUNGSI YANG MENJADI INANG POTENSIAL VIRUS TANAMAN
Ageratum conyzoides Linn. merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini di berbagai daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda antara lain di Jawa disebut babadotan, di Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura disebut wedusan. Tumbuhan ini merupakan herba menahun, tegak dengan ketinggian 30 – 80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani. Namun di balik itu Ageratum dapat digunakan sebagai obat, pestisida dan herbisida, bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Di sisi yang lain Ageratum yang menunjukkan gejala lurik kekuningan dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman lain yang diusahakan di sekitarnya. Ageratum telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat di ber-bagai belahan dunia. Di India, Ageratum digunakan sebagai bakterisida, antidisentri dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, pera-san/ekstrak tanaman ini sering dipakai untuk menangani kolik, flu dan demam, diare, rheumatik dan efektif mengobati luka bakar.
Di Indonesia, Ageratum banyak digunakan untuk obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal. Yang telah dibuktikan secara ilmiah sebagai obat anti-infla-masi. Prof. Elin Yulinah Sukandar menemukan bahwa ekstrak babadotan yang dicampur dengan ekstrak jahe terbukti efektif mengobati radang yang disebabkan bakteri Staphylococcus aureus pada kelinci percobaan. Selain itu Ageratum juga dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, Eschericichia coli, and Pseudomonas aeruginosa. Tak hanya daun ternyata akar tanaman ini pun berguna; menurut pakar dan Ketua Himpunan Pengobatan Tra-disional dan Akupunktur Indonesia, Prof. HM Hembing Wijayakusuma, akar babadotan dapat mengatasi disentri, diare atau panas, dengan cara merebus 30 gram akar Ageratum, dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya selagi hangat.
Tabel 1. Pengaruh daun A. conyzoides terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
Perlakukan | Tinggi tanaman(mm) | Jumlah biji/bulir/ ranting | Hasil panen ( ton/ha) |
Kontrol | 85,6 | 108,0 | 4,3 |
A. conyzoides | 90,0 | 125,0 | 5,3 |
Herbisida | 83,3 | 110,0 | 4,7 |
Sumber: Xuan et al., 2004, Crop Protection 2004, 23 : 915-922.
Ageratum sebagai herbisida alami dan sumber bahan organik
Bila kita perhatikan dengan teliti, tanaman Ageratum seringkali po-pulasinya lebih dominan dibandingkan tanaman liar lainnya dalam suatu lahan. Ageratum diduga kuat mempunyai allelopathy, suatu keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanam-an lainnya. Hasil penelitian Xuan et al., yang dilakukan di Fakultas Pertanian, Universitas Miyazaki, Jepang, (Crop Protection, 2004, 23: (915 – 922), 2004; penggunaan daunAgeratum dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai 75% pertum-buhan beberapa gulma pada perta-naman padi sepertiAeschynomene indica, Monochoria vaginalis, dan Echinochloa crusgalli var. Formosensis Ohwi. Kemampuan daun Ageratumsebagai allelopathy diidentifikasi karena adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi.
Selain itu penggunaan daun tanaman ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen padi. Tanaman padi yang diperlakukan dengan daun Ageratum meningkat 22% lebih baik dibandingkan kontrol, dan 14% dibanding dengan penggunaan herbisida (Tabel 1). Hal tersebut diduga karena penambahan daun Ageratum meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi per-tumbuhan padi. Melimpahnya tanaman ini yang seringkali hanya dianggap sebagai gulma barangkali dapat menjadi sumber pupuk kompos yang baik bagi tanaman, apalagi semakin mahalnya harga pupuk bagi petani.
Apabila diperhatikan dengan teliti, lebih dari 30% tanaman Ageratum menunjukkan gejala lurik kekuningan seperti terserang virus (Gambar 1). Sejak kapan Ageratum terserang virus, tak ada catatan sejarah yang pasti. Namun gejala virus tersebut dalam berbagai tulisan telah ditemukan sejak lama dan diduga sebagai sumber penyakit seperti pada tanaman tembakau, kapas, cabai, tomat, jarak pagar, dan lain-lain. Pada tahun 1995, Tan dkk berhasil mengidentifikasi virus dari Ageratum di Singapura sebagai spesies Begomovirus dan famili Geminiviridae, dan dinamakan Ageratum yellow vein virus (AYVV, X74516).
Meluasnya serangan geminivirus khususnya dari spesies Begomovirus pada beberapa tanaman yang dibudidayakan juga memerlukan perhatian untuk meneliti keberadaan virus pada gulma termasuk Ageratum yang kemungkinan akan menjadi sumber inokulum. Saat ini beberapa spesies Begomovirus telah teridentifikasi dari Ageratum di Cina (Ageratum yellow vein China virus-[Hn2]; AYVCNV-[Hn2], AJ495813), Taiwan Ageratum yellow vein Taiwan virus; AYVTWV, AF30786), dan Sri LankaAgeratum yellow vein Sri Lanka virus; AYVSLV, AF314144).
Di Indonesia keberadaan virus pada Ageratum sudah diketahui sejak lama, namun keberadaan ten-tang jenis virus tersebut masih ku-rang diperhatikan. Hasil identifikasi Gemini virus pada Ageratum asal Bandung, Purwokerto, Yogyakarta dan Malang telah terdaftar di Gene Bank (http://www.ddbj.nig.ac.jp/Wel come-e.html)(AgPur-2, AB189851; AgBadI-1, AB189852; AgMal-4, AB18953; AgMag-2, AB189854; AgBadII-2, AB189913).
Penelitian geminivirus pada tanaman tomat asal Indonesia yang dilakukan oleh pe-neliti dari universitas Tohoku, Jepang yang dipimpin oleh Prof. Ikegami Masato, ternyata spesies geminivirus yang sama pada Ageratum ditemukan juga pada tanaman tomat (Journal of Phytopathology 2005, 153 : 562 – 566, Lebih lanjut Pepper yellow leaf curl Indonesia virus yang berasal dari tanaman cabai juga ditemukan pada tanaman Ageratum (Plant Disease. Volume 91 No. 9. 2007). Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman Ageratum yang bergejala virus dapat menjadi sumber penyakit untuk tanaman tomat dan cabai yang telah banyak menimbulkan kerugian akibat serangan geminivirus.
Melihat manfaatnya yang begitu banyak akan tanaman Ageratum tidak ada salahnya jika tanaman ini dilestarikan agar tak punah, bahkan mungkin membudidayakannya. Namun apabila tanaman ini menunjukkan gejala daun lurik menguning, kemungkinan akan menjadi sumber virus yang akan menyerang tanaman yang diusahakan.
(Sumber; Sukamto , Warta Puslitbangbun Vol.13 No.3,Desember 2007).
Manfaat Tanaman Babadotan
SEBUAH PENGALAMAN DENGAN BABADOTAN (Ageratum conyzoides)
Rupanya tidak begitu istimewa apalagi dengan bau khasnya, mungkin tidak menarik perhatian. Mungkin yang menarik perhatian manakala tanaman ini menjadi gulma pada lahan pertanian. Tanaman ini adalah Ageratum conyzoides Linn. merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini di berbagai daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda antara lain di Jawa di sebut babadotan, di Sumatera dikenal daun tombak, dan Madura akrab di sebut dus wedusan. Tumbuhan ini merupakan herba menahun, tegak dengan ketinggian 30-80 cm dan punya daya adaptasi yang tinggi (1), sehingga sering menjadi gulma yang menjengkelkan para petani. Gulma atau tumbuhan liar ini menjadi pesaing tanaman yang di budidayakan dalam pengambilan unsur hara, cahaya matahari maupun tempat tumbuh. Di balik itu, babadotan ternyata telah di gunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. No. Negara Penggunaan
- India dipergunakan untuk Bakterisida, antidisentri dan antilithic
- Brazil dipergunakan untuk Kolik, flu dan demam, diare, rheumatik dan efectif mengobati luka bakar
- Indonesia dipergunakan untuk Obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal
Secara ilmiah tanaman ini terbukti sebagai obat antiinflamasi. Prof. Elin Yulinah Sukandar menemukan bahwa ekstrak babadotan yang dicampur dengan ekstrak jahe terbukti efektif mengobati radang yang di sebabkan bakteri Staphylococcus aureus pada kelinci percobaan. Selain itu babodotan juga dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, Eschericichia coli, and Pseudomonas aeruginosa (Almagboul et al. ,1985). Tak hanya daun ternyata akar babadotan, menurut Pakar dan Ketua Himpunan Pengobatan Tradisional dan Akupunktur Indonesia, Prof. HM Hembing Wijayakusuma, dapat mengatasi disentri, diare atau panas. Untuk keperluan tersebut gunakan 30 gram akar tumbuhan bandotan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya selagi hangat (Suarakarya, online). Melihat manfaatnya yang begitu banyak, sepertinya tak ada salahnya jika kita untuk menjaga babadotan agar tak punah bahkan mungkin membudidayakannya. Namun hati-hati bila tanaman ini menunjukkan gejala daun menguning, bisa jadi akan menjadi sumber virus yang akan menyerang tanaman anda.
Sementara aku punya pengalaman yang tadinya coba-coba: Karena kebanyakan duduk di hadapan monitor lama kelamaan merasa pegal punggung dan tengkuk. Lantas iseng mencoba memeras 9 lembar daun babadotan yang telah dicuci bersih dengan air hangat sebanyak 1 gelas (+ 200 cc), lalu diminum dan terasa hangat menjalar di sendi-sendi yang tadinya merasa sakit. Kaget pada awalnya dan besar harapan tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Ketika bangun pagi rasa sakit tersebut berkurang luar biasa. Hal di atas diulangi lagi dan ditambah dengan menempelkan daun babadotan yang telah diremas di tempat yang merasa sakit (maksudnya sebagai obat luar). Dan ketika mertua adikku mengalami luka-luka terbuka yang susah mengering (memiliki penyakit gula) mencoba apa yang aku lakukan, Alhamdulillah nanah dan lukanya mulai mengering (saat tulisan ini dibuat terapi masih dilakukan). Setelah itu aku ngobrol-ngobrol dengan tetangga tentang apa yang aku lakukan, bahkan ada seorang tua berkata, katanya “apabila kita suka mencari ikan di sengai dengan tangankosong (ngobeng: sunda) babadotan dapat mengindarkan kita dari sengatan ikan lele (maaf aku belum membuktikan), besar harapan dengan apa yang pernah dan sedang aku alami dapat bermanfaat bagi orang lain. Amiin.
Khasiat Daun Mangkokan
Posted by embundaun pada Februari 23, 2009
Tanaman ini sering kita temui sebagai tanaman pagar. Menanamnya pun tergolong mudah. Hanya perlu potongan batang, lalu tanam ditanah hingga masuk beberapa cm. Yang menarik adalah bentuk daunnya. Bulat dengan bagian tepi menekuk keatas hingga menyerupai mangkuk. Makanya jaman dulu, daunnya ini sering digunakan sebagai pengganti wadah makanan.
Di kampung saya di Sumatera sana, daun mangkokan ini biasanya diiris tipis dan digunakan sebagai campuran Gulai Banak (otak). Enak lho..!!! Tapi, ternyata khasiat daun mangkokan tidak hanya itu. Dia juga berguna untuk mengobati radang payudara yang disertai pembengkakan dan bendungan ASI, rambut rontok, sukar BAK, bau badan, dan luka di kulit.
Berikut adalah cara penggunaan daun mangkokan sesuai dengan penyakit yg diderita.
Radang payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI
Daun mangkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-hangat ditaruh pada payudara yang membengkak.
Luka
Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus. Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 – 3 kali sehari.
Sukar Buang Air Kecil
Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalarn air panas beberapa saat. Angkat, lalu hangat-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah.
Rambut rontok
Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya setelah dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil diaduk sampai seperti bubur. Kernudian saring dan peras. Hasil perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan sampai mengering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap har
No comments:
Post a Comment